KY Targetkan Publik Terus Percaya Hakim
Komisi Yudisial (KY) melanjutkan pengukuran dampak kinerja program KY dan workshop profesionalisme dan integritas hakim yang merupakan bagian dari Program Peningkatan Integritas Hakim (PPIH) di Pengadilan Tinggi Agama Nusa Tenggara Barat, Kamis (25/07).

Lombok (Komisi Yudisial) - Komisi Yudisial (KY) melanjutkan pengukuran dampak kinerja program KY dan workshop profesionalisme dan integritas hakim yang merupakan bagian dari Program Peningkatan Integritas Hakim (PPIH) di Pengadilan Tinggi Agama Nusa Tenggara Barat, Kamis (25/07). 
 
Di tahun 2018, PPIH telah menyasar tiga wilayah, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Menurut Kepala Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal KY Ronny Dolfinus Tulak, berdasarkan pengukuran yang dilakukan di tiga wilayah tersebut menunjukkan bahwa Indeks Integritas Hakim pada tahun 2018 secara keseluruhan adalah 6,45 (agak dipercaya. Nilai ini terus mengalami kenaikan sejak 2015 - 2018. Sementara keyakinan akan nilai integritas keseluruhan adalah 7,2 (cukup berintegritas) yang terkait dengan nilai-nilai keteguhan, adil, keyakinan profesional, dan kesiapan menghadapi risiko. Sedangkan untuk nilai kehati-hatian, pengendalian diri dan keberamalan berada pada kategori agak berintegritas.
 
Dalam lanjutan pemaparanya Ronny mengatakan, hasil survei terkait tingkat kepercayaan publik kepada hakim diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya. Dengan harapan di tahun 2019 minimal mencapai angka 8,1 ( dipercaya ).
 
“Di tahun 2018 berdasarkan survei atau pengukuran, indeks kepercayaan publik terhadap hakim secara keseluruhan adalah 8,1 yang tergolong dipercaya. Indeks ini meningkat dari tahun 2017 yang berada di angka 7,3. Kita berharap ke depan, di tahun 2019 nilai tersebut dapat meningkat, minimal dapat mencapai angka 8,1 dan tidak turun dari nilai tersebut," tutur Ronny.
 
Ketua Pengadilan Tinggi Agama NTB Ahmad Fadlil Sumadi  menyambut baik acara ini. Is jugamengingatkan pentingnya integritas bagi seorang Hakim. Sebuah ilmu jika dibungkus dengan komitmen dan moralitas yang kuat maka akan melahirkan jiwa-jiwa yang berintegritas.
 
“Ilmu yang kita miliki harus dapat mengetahui mana yang salah dan mana yang benar. setelah kita memiliki ilmu tersebut maka kita harus memiliki komitmen untuk menggunakan ilmu tersebut sebaik mungkin dan menggunakan ilmu tersebut sejujur-jujurnya, dan saya yakin ketika ilmu yang bermanfaat dibungkus oleh komitmen dan moralitas yang kuat, maka akan melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki integritas yang tinggi," pungkasnya.(KY/Gaudi/Festy)
 

Berita Terkait