Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari bersama para mentor Klinik etik dan Hukum Komisi Yudisial, Selasa (13/3).
Bogor (Komisi Yudisial) - Salah satu upaya Komisi Yudisial (KY) dalam mencegah terjadinya perbuatan yang merendahkan kehormatan hakim adalah melalui program Klinik Etik dengan menggandeng perguruan tinggi sebagai mitra aktif. Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari menyampaikan, program ini untuk menjembatani antara dunia akademsi dengan praktik.
"Seperti yang kita pahami, antara dunia akademis dan dunia praktik jauh berbeda. Melalui program klinik etik, maka para akademisi di kampus mendapatkan wadah untuk mengamati lebih dekat dunia praktik bahkan terlibat di dalamnya," ujar Aidul saat membuka acara Evaluasi dan Pembekalan Program Klinik Etik dan Hukum Tahun 2018, Senin (12/3) di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat.
Di hadapan 12 orang mentor, Aidul menekankan pentingnya posisi mentor untuk keberlangsungan program klinik etik sehingga membawa perubahan di dunia peradilan. Para mentor tersebut akan mendapatkan banyak pembekalan dalam kegiatan ini, seperti sosialisasi silabus baru, evaluasi dalam pelaksanaan sebelumnya dan teknis lainnya.
"KY memfasilitasi pertemuan ini agar program ini akan membawa perbaikan di dunia praktik, khususnya dalam konteks membantu tugas dan kewenangan KY dalam menjaga dan menegakkan kehormatan dan keluhuran perilaku hakim," ucap Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Surakarta (FH UMS) ini.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Rekrutmen, Advokasi, dan Peningkatan Kapasitas Hakim KY Arie Sudihar menjelaskan, program Klinik Etik merupakan kerjasama antara KY dengan enam perguruan tinggi yaitu, Universitas Andalas Padang, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Sulawesi Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, dan Universitas Negeru Mulawarman (UNMUL) Kalimantan Timur.
Salah seorang mentor Sri Warjiyati mengaku banyak manfaat yang didapatkan dari program ini karena dapat meningkatkan keilmuan mahasiswa. Hal senada juga diungkapkan oleh Dosen UNSRI Palembang Agus Ngadino. Ia menekankan tiga hal kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan klinik etik itu.
"Ada tiga hal yang saya tekankan ketika mahasiswa yaitu, ikhlas, tekun dan kreatif. Ketiga hal ini merupakan modal awal mereka selama mengikuti program klinik etik ini. Selain itu, mereka juga diharapkan selalu proaktif dalam mengikuti program dan kreatif dalam berpikir dan memecahkan masalah," pungkas Agus. (KY/Adnan/Festy)