KY CorpU dan Manajemen Talenta, Upaya Pengembangan Kompetensi ASN
Komisi Yudisial (KY) secara resmi telah meluncurkan KY Corporate University (KY CorpU) sebagai center of ethics, Senin (10/11/2025) di Auditorium KY, Jakarta.

Jakarta (Komisi Yudisial) - Komisi Yudisial (KY) secara resmi telah meluncurkan KY Corporate University (KY CorpU) sebagai center of ethics, Senin (10/11/2025) di Auditorium KY, Jakarta. Pembentukan KY CorpU didukung Lembaga Administrasi Negera (LAN). Diharapkan KY CorpU tidak  hanya berfokus pada tujuan organisasi, tetapi manajemen talenta.

“CorpU tidak bermakna kalau tidak blend dengan manajemen talenta. Pada manajemen talentanya juga harus bisa dibuktikan, apakah seorang pegawai yang mengikuti pelatihan akan berdampak pada capain kariernya karena manajemen talenta sekarang wajib built in dengan CorpU," jelas Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Sumber Daya Manusia, Lembaga  Administrasi Negara Tri Atmojo Sejati, Senin (10/11/2025) di Auditorium KY, Jakarta. 

Dalam kesempatan itu, Tri menegaskan bahwa LAN mendukung berjalannya KY CorpU sebagai center of ethics. Tri juga menyampaikan beberapa poin kerja sama antara LAN dan KY CorpU ke depan.

“CorpU itu bukan papan nama, jangan sampe melabelkan diri CorpU, tetapi tidak melaksanakan dengan benar. LAN siap mendukung CorpU KY untuk membangun sistem pembelajaran agar tercetak ASN-ASN yang berintegritas dan profesional dalam menjaga marwah peradilan, KY CorpU diharapkan menjadi center of ethics ini," jelas Tri.

Selain menyampaikan komitmen dukungan, Tri juga menjelaskan poin sinergi antara KY dan LAN, yaitu memasukkan mata pelatihan etika untuk ASN secara keseluruhan. Menurutnya, LAN dapat mengadopsi materi etik yang KY miliki untuk latsar CPNS, khususnya CPNS hakim maupun pada  Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan.

“Jika KY sudah punya pembelajaran dan modul etik mungkin bisa disampaikan ke LAN untuk mata pelatihan kepemimpinan karena etik adalah kompetensi dasar. Artinya, semua harus berawal dari etik. KY juga bisa berkolaborasi dengan LAN dalam pelatihan kompetensi teknis bagi cpns calon hakim terkait pelatihan etik," jelasnya.

Dalam acara yang sama, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Kalijaga Yogyakarta Fahrudin Faiz menyampaikan meteri “Etika Publik sebagai Jalan Sunyi Integritas: Dari Hati Nurani Menuju Tindakan”. Faiz menjabarkan tiga variabel pokok yang harus hidup pada setiap tujuan, berdasarkan Filsuf Prancis Pieree Bourdieu, yang dapat diadopsi dalam menjalankan KY CorpU, yaitu arena, capital, dan habit.

“Kita punya program apa saja akan sukses, jika pertama arenanya sesuai, kedua habitnya harus cocok, dan ketiga capitalnya harrus tersedia. Kalau arena atau sistemnya tidak mendukung, maka ideal apapun tidak terwujud. Namun, sesiap apapun arena, kalau habitnya tidak sesuai,  maka tidak akan sukses. Pembahasan kita tentang integritas moral sebenarnya ada pada aspek habit ini,” ujar Faiz.

Habit dijelaskan Faiz sebagai instrumen yang dapat dibentuk pada diri setiap individu. Faiz pun menyarankan bahwa setiap program yang akan berjalan, jangan hanya menyiapkan arena dan capital saja, tetapi perlu merumuskan habit yang mendukung program tersebut.

Faiz juga memaparkan bahwa kompetensi etis setiap individu harus memenuhi empat varibael, yaitu kebenaran-keadilan, kejelasan-ketegasan, kejujuran-ketulusan, serta kebijakan-ketetapan. (KY/Halima/Festy)

 


Berita Terkait