Jakarta (Komisi Yudisial) - Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY) Sukma Violetta dan Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi KY Farid Wajdi menerima audiensi dari Koalisi Pemantau Peradilan (KPP), Jumat (29/4) di Ruang Pimpinan KY, Jakarta.
KPP merupakan gabungan dari beberapa LSM, yaitu Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI FHUI), Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesian Legal Roundtable (ILR), Indonesia Corruption Watch (ICW), Institute For Criminal Justice Reform (ICJR) dan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL),
Dalam kesempatan itu, KPP ingin bertukar pikiran dengan KY terkait kajian mereka tentang sosok hakim agung yang ideal dan proses seleksi calon hakim agung (CHA) yang selama ini dilakukan oleh KY.
"Masukan KY bisa menjadi bahan tambahan bagi KPP untuk lebih aktif mengadvokasi isu-isu terkait dengan pembaharuan peradilan di Mahkamah Agung (MA)," ujar Choky Risda Ramadhan yang juga merupakan Ketua Harian dari MaPPI FHUI.
Lebih lanjut Choky menegaskan, bila KY berperan penting dalam menghimpun kajian mengenai putusan hakim di pengadilan. Dalam pelaksanannya, KY dapat bekerjasama dengan jejaring. Selanjutnya, harap Choky, kajian itu bisa menjadi bahan KY dalam melakukan wawancara terbuka seleksi CHA, serta menjadi pertimbangan dalam menilai kualitas putusan CHA.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua KY Sukma Violetta menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap masukan dan data kajian yang telah dilakukan KPP.
“Kajian KPP terkait proses seleksi CHA yang selama ini dilakukan KY bisa menjadi bahan diskusi yang baik dengan MA untuk menyempurnakan proses yang telah dilakukan sebelumnya," tutur Sukma Violetta.
Lebih lanjut Farid Wajdi berharap, kajian KPP itu agar bisa ditindaklanjuti dengan menginisiasi pertemuan KY dengan MA demi perbaikan manajemen SDM dan perkara di MA. (KY/Aran/Festy)