Sosialisasi dan Penjaringan Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi di Mahkamah Agung pada Selasa malam (16/02) di studio PJTV, Bandung.
Bandung (Komisi Yudisial) - Penerimaan usulan Calon Hakim Agung Periode I Tahun 2016 dan pendaftaran calon hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di MA yang digelar Komisi Yudisial (KY) terbilang masih sepi peminat. Namun, KY optimis bila saat penerimaan usulan CHA dan pendaftaran hakim ad hoc Tipikor ditutup, jumlahnya akan terus meningkat.
"KY masih membuka penerimaan usulan calon hakim agung dan hakim ad hoc Tipikor. Kami yakin ada banyak calon potensial yang layak ikut seleksi ini. Karenanya, kami melakukan sosialisasi dan penjaringan di tujuh," ujar Ketua Bidang SDM, Advokasi, Hukum, Penelitian dan Pengembangan KY Sumartoyo saat menjadi narasumber dalam talkshow bertema Sosialisasi dan Penjaringan Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi di Mahkamah Agung pada Selasa malam (16/02) di studio PJTV, Bandung.
Dari hasil pemetaan, Bandung menjadi salah satu kota yang disasar KY karena dinilai banyak memiliki calon potensial. Sumartoyo cukup yakin bila akademisi dan praktisi hukum di Bandung akan berpartisipasi ikut seleksi ini.
"Mereka hanya perlu diyakinkan. Saat sosialisasi dan penjaringan di Universitas Padjadjaran nanti, kami harap tidak ada lagi keraguan sehingga mereka akan ikut seleksi," harap pria kelahiran Yogyakarta ini.
Sekadar informasi, KY bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) akan menggelar Sosialisasi dan Penjaringan CHA dan Hakim Ad Hoc Tipikor di MA pada Kamis (18/02) yang diikuti para hakim tinggi, akademisi dan praktisi di Bandung.
"Dibutuhkan calon hakim agung dan hakim ad hoc Tipikor yang memenuhi kriteria memiliki kapasitas dan integritas sehingga dapat mewujudkan peradilan yang bersih dan berwibawa " pungkasnya. (KY/Festy/Jaya)