Tangerang (Komisi Yudisial) – Komisi Yudisial (KY) bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ2) menyelenggarakan Workshop “Positive Communication in Relationship Building” pada Selasa-Kamis, 17-19 Mei 2022 di Hotel Santika ICE BSD, Tangerang. Workshop diikuti oleh 24 pegawai KY, dengan materi di antaranya mengenai dinamika organisasi dan komunikasi positif.
Saat pembukaan, Selasa (17/05), dihadiri Anggota KY Amzulian Rifai dan Binziad Kadafi, Deputy Team Leader AIPJ2 Peter Riddle Carre, dan Kepala Bagian Penghubung, Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Adi Sukandar.
Dalam sambutan sekaligus membuka workshop secara resmi, Amzulian menyampaikan bahwa setidaknya ada lima alasan penting workshop ini diadakan. Pertama, KY diawasi oleh publik yang mengharapkan KY memperkuat peradilan. KY memiliki tugas rutin menerima laporan masyarakat, sehingga workshop mengenai cara berkomunikasi sangat penting.
“Kedua, peran KY bagi publik ditentukan bagaimana mengelola lembaga ini. Kita punya juru bicara, tapi tidak mungkin mengandalkan juru bicara saja. Kita perlu memahami cara berkomumikasi internal dan eksternal. Bagaimana KY dilihat mampu mengkomunikasikan kinerja dengan publik,” beber Amzulian.
Ketiga, skill komunikasi positif sangat relevan bagi KY, secara internal lembaga maupun luar KY. Keempat, workshop ini penting sebagai komitmen KY dan AIPJ2 dalam memperkuat lembaga pengawasan eksternal. Karena yang dicari lembaga eksternal itu trust public, dan trust public tidak hadir dengan sendirinya.
“Terakhir materinya juga penting. Di bawah mentor, kita belajar dari lembaga lain, di mana gagal mengkomunikasikan membuat tidak maksimal dalam pencapain. Lembaga besar saja ada dinamika, apalagi yang lebih kecil. Luar biasa pelatihan ini, dan kita berharap membawa perubahan,” harap Amzulian.
Sedangkan Kadafi dalam pengantarnya menyatakan bahwa KY memiliki citra positif, yaitu lahir dari reformasi. KY diatur dalam Konstitusi yang menunjukan KY adalah lembaga yang serius.
“Ini kesempatan belajar strategi dan positive communications. Bagaimana maximize energy positif tanpa melupakan kelemahan. Kelemahan tidak melulu cacat, tapi awal kelebihan yang kita capai ke depan,” pungkas Kadafi. (KY/Noer/Festy)